Skip to main content

Our battle is to stand our ground!

Picture is not mine. Taken from Google image.


Be Strong In The Lord

Sebelum kita membahas mengenai perlengkapan senjata Allah, ternyata Paulus membahas mengenai pentingnya berdiri teguh setelah mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Di dalam Efesus 6 malah tidak ditemukan kata- kata seperti "menyerang ke benteng musuh" atau "maju ke garis depan peperangan". Orang percaya yang telah mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah diminta untuk berdiri teguh dan bertahan! Seakan- akan, penyerangan kita dilakukan dengan cara defensif. 

Saya akan mengutip dari Alkitab bahasa Inggris NIV, karena kosa kata yang digunakan lebih jelas ketimbang dengan bahasan Indonesia.

Di dalam Efesus 6:0-11 dijelaskan,
Finally, be strong in the Lord and in his mighty power. Put on the full armor of God, so that you can take your stand against the devil’s schemes
Kenapa kita diminta untuk kuat di dalam Tuhan? Karena bukan dengan kekuatan kita sendiri menghadapi Iblis, tetapi dengan kekuatan Yesus. Dia yang telah mengalahkan Iblis di atas kayu salib, bukan saudara dan saya. Karena itu, tugas kita sebagai orang percaya adalah bergantung penuh kepada Yesus Kristus. Kita diminta untuk berdiri teguh bertahan melawan siasat- siasat iblis. Apa saja yang dimaksud dengan siasat Iblis? Ada banyak, tetapi 2 Korintus 10:4-4 menjelaskan setidaknya ada 3 hal yang sering dipakai Iblis:

  • Siasat orang (filsafat dunia, perdebatan, dan tradisi)
  • Keangkuhan manusia 
  • Segala pikiran yang melawan Allah
Kalau kita perhatikan di ayat ke-13, 
Therefore put on the full armor of God, so that when the day of evil comes, you may be able to stand your ground, and after you have done everything, to stand.
 Mengapa kita diminta untuk berdiri teguh? Bahkan setelah kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah? Paulus mengingatkan kita bahwa, peperangan ini bukanlah urusan manusia. Tuhanlah yang berperang ganti kita. Bahkan, Dia sudah menyelesaikannya di atas kayu salib. Kita hanya perlu berdiri di atas janji- janji-Nya dan memperkatakan firman-Nya yang berkuasa dan hidup. Kerjaan iblis adalah mengalihkan fokus dan perhatian dari Yesus kepada diri sendiri. Dia membuat kita berusaha dengan kekuatan sendiri, sedangkan Yesus ingin kita bergantung sepenuhnya kepada Dia.

For the battle is not yours, but God's

Ada sebuah kisah di Perjanjian Lama yang mengisahkan tentang prinsip berdiri teguh di dalam Tuhan dalam peperangan. Kisah tentang Raja Yosafat yang dikepung oleh bani Amon dan Moab. Yosafat terkepung dan kalah pasukan, dia ketakutan dan mengambil keputusan yang tepat: dia mencari Tuhan (2 Tawarikh 20:3). Seluruh bangsa bahkan dari yang tertua sampai yang termuda berdoa, berpuasa, dan mencari Tuhan. Tuhan menjawab lewat salah satu nabinya,
Do not be afraid or discouraged because of this vast army. For the battle is not yours, but God’s... You will not have to fight this battle. Take up your positions; stand firm and see the deliverance the Lord will give you, Judah and Jerusalem.
 Luar biasa, pada akhir cerita ini, Yosafat malah mengirim bani Lewi untuk bernyanyi di depan para pasukan bersenjata sebagai langkah imannya terhadap jawaban Tuhan!

Kalau kita pelajari dari kisah ini, Allah ingin kita teguh dalam memegang janji- janji-Nya. Percayalah bahwa peperangan dalam kehidupan sehari- hari kita, Allah turut beserta kita. Tetapi lakukan seperti apa yang dilakukan Yosafat, dia mencari Tuhan terlebih dahulu. Setelah itu bertindak dalam iman sesuai dengan jawaban Tuhan.

Dengan konsep inilah kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Justru perjuangan kita adalah untuk berdiri teguh di atas janji Tuhan, sekalipun realita tidak kelihatan indah. Perjuangan orang percaya adalah mempercayai Tuhan bahwa Dia akan bertindak seperti firman-Nya, dan tugas kita adalah berdiri teguh.

Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Lima Ciri Komunitas Sehat

Community in Christ Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya? Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama Yesus.  Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas kelompok sel yang sehat. Komunitas berbeda dengan perkumpulan: anda tidak meminta maaf ke penonton kalau telat datang ke bioskop.   Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkat...

Apa Kita Tidak Boleh Menggerutu?

Picture is not mine. Taken from davidcannistraci.org Bangsa Israel Menggerutu. Allah Kirim Api. Di kitab Bilangan 11 kita membaca mengenai kisah bangsa Israel yang menggerutu mengenai ketidaknyamanan mereka di padang pasir, serta mereka teringat makanan yang mereka makan di tanah Mesir. Mereka menggerutu, bersungut- sungut, dan Tuhan marah. Tercatat di ayat 1, "menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi perkemahan." Rupaya Tuhan menganggap serius dosa menggerutu/ bersungut- sungut loh! Menggerutu pada dasarnya adalah sikap yang menyatakan ketidakpuasan manusia akan hidup. Pada Bilangan 11:4-6, kita membaca Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa- apa... Tetapi sekarang kita kurus kering... Bangsa Israel tidak puas dengan kondisi hidup mereka di padang gurun. Padahal oleh erangan mereka sendiri, TUHAN membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Menyatakan ketidakpua...