“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17
Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram.Perisai Iman
Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga membentuk rantai pertahanan yang solid. Perisai juga dibuat dengan besi dan lapisan kayu serta ditutupi oleh kulit binatang, dengan guna untuk menahan panah api dari musuh. Karena itu penerima surat Efesus paham betul kita Paulus menulis tentang panah api.Apa maksud perisai iman ini? Paulus ingin kita memiliki iman dan percaya yang absolut kepada TUHAN tanpa terkecuali. Kenapa? Karena senjata si Iblis adalah panah api. Panah api adalah pikiran jahat yang dilontarkan iblis kepada manusia. Apa saja contoh panah api?
- Pikiran umpatan/ penghinaan. Pernahkah anda mendadak ada kemasukan pikiran kata-kata umpatan kasar atau ada keinginan untuk mengumpat yang besar?
- Pikiran benci. Terkadang ada perasaan benci dan tidak suka kepada seseorang. Biasanya bibitnya adalah kemarahan yang tidak diselesaikan dengan baik dan dipendam. Kita membuka celah untuk iblis menebar benih pikiran kebencian.
- Pikiran keragu-raguan. Keragu-raguan mengenai apakah Tuhan itu benar-benar baik, apakah saya selamat? Banyak hal yang bisa iblis buat kita ragu. Terkadang kita bisa dibuat ragu oleh kejadian sekitar, realitas yang berbeda dengan janji firman Tuhan.
- Keinginan untuk berdosa. Pada momen itu, seluruh diri kita ingin berbuat dosa padahal kita tahu betul itu salah.
Iblis Meragukan PerkataanTuhan
Sebuah contoh klasik bagaimana Iblis menyerang dapat kita pelajari di Kejadian 3 dan Matius 4:1-11. Di taman Eden, Iblis menggoda Hawa dengan mempertanyakan firman Tuhan yang telah disampaikan, “Tentulah Allah berfirman… bukan?” Dia mempertanyakan kembali perintah Tuhan dengan maksud agar manusia ragu dan bimbang. Dia juga menanyakan hal yang sama kepada Yesus di Matius 4:3.Apa sih motifnya setan? Ia ingin kita merasa bahwa Allah itu cuek, jahat, dan tidak peduli.Langkah kedua adalah Iblis akan membuat kita berfokus kepada jati diri kita. “Kamu akan menjadi seperti Allah” Kej. 3:5. Itulah tipuan iblis kepada manusia bahwa kita diciptakan kurang baik, kurang sempurna, ada yang kurang. Sehingga ketidakpuasan itu berujung manusia selalu ingin lebih, selalu ingin menjadi seperti Allah. Iblispun menjanjikan Yesus akan mewarisi seluruh kerajaan di bumi kalau Yesus menyembah Dia (Mat. 4:8-9). Apa yang Iblis serang? Jati diri Yesus sebagai anak Allah dan pewaris yang sah.
Iblis menyerang kita dengan cara apapun, selama targetnya terpenuhi: kita berfokus kepada diri kita dan tidak kepada Tuhan.
Bagaimana cara kita menguatkan iman?
- Percaya kepada karakternya Allah: Bahwa Dia memikirkan yang terbaik untuk kita (Ps. 84:11; Rom. 8:32). Karakter Allah salah satunya adalah Dia Allah yang baik. Kata baik selalu dihubungkan dengan kemurahan hati. Percayalah Dia adalah Bapa yang rindu juga untuk melihat anak-anakya baik-baik.
- Percaya kepada janji Allah: Dia akan menepati janji-Nya (Num. 23:19; 2 Pet. 1:2-4).
- Percaya kepada waktunya Tuhan: jalannya mungkin tidak enak, tetapi itu yang terbaik (Jer. 29:11).
Ketopong Keselamatan
Sesuai namanya, ketopong adalah pelindung kepala saat prajurit berperang. Kenapa diberi nama ketopong keselamatan? Karena pikiran kita kalau tidak dilindungi oleh pemahaman keselamatan yang benar akan gampang ditipu oleh iblis. Pada saat kita lahir baru, kita dibenarkan oleh Allah atas dasar pencurahan darah Yesus di atas kayu salib, oleh iman percaya kita dan semata-mata karena kasih karunia Allah. Kata keselamatan atau soteria di Alkitab mengandung banyak arti sebenarnya, dan tidak hanya mengacu kepada keselamatan neraka dan surga. Bisa merujuk kepada keselamatan di masa lalu saat pertama kali kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Rom. 8:24; Ef. 2:8), bisa mengacu pada keselamatan yang kita alami sekarang ini / sanctification (1 Kor. 1:18), dan bisa mengacu kepada keselamatan di masa depan atau pemuliaan (1 Kor. 3:15; 1 Pet. 1:5).Keselamatan mana yang perlu difokuskan? Menurut saya, Iblis akan sering menyerang di proses pengudusan atau sanctification ini. Iblis menyerang dengan logika, paham, dan filosofi dunia yang bisa saja berbeda dengan pemahaman Alkitab. Orang percaya harus bisa menjaga pikirannya untuk sesuai dengan Firman Tuhan. Kenapa sih pikiran begitu difokuskan? Roma 12:1-2 bahkan meminta orang percaya untuk
“jangan menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu…”Apa itu? Itulah pertarungan yang terjadi di pikiran orang percaya. Budi pekerti yang harus dibaharui dengan firman Tuhan.
Seperti yang dibahas juga di 2 Korintus 10:3-5, bahwa senjata Iblis melingkupi “siasat orang, benteng-benteng, kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah… segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.” Itulah peperangan orang percaya. Terkadang pikiran kita sendiri bisa membawa kita jauh dari Tuhan. Ketopong keselamatan juga berbicara mengenai jaminan iman yang kita miliki di dalam Kristus. Iblis tidak bisa membuat kita ragu-ragu akan keselamatan yang Tuhan telah berikan. Apabila Tuhan meminta kita untuk menyerahkan hidup kita kepada Tuhan sebagai martir atau misionaris, kita tetap kuat kenapa? Karena tahu bahwa hidup ini dan setelahnya telah dijamin oleh Roh Kudus yang memeteraikan keselamatan kekal itu.
Pedang Roh
Apa sih pedang roh? Alkitab menjelaskan secara gamblang bahwa itu adalah firman Allah. Bahasa asli digunakan ῥῆμα θεοῦ atau rhema theos. Kata firman di dalam Alkitab ada 2 yaitu logos dan rhema. Apa bedanya? Logos adalah firman Allah yang tertulis. Alkitab adalah logosnya Tuhan. Rhema adalah firman yang diberikan oleh Roh kepada kita pada saat tertentu. Untuk melihat hubungan antara logos dan rhema mari kita lihat kejadian saat Yesus dicobai di Matius 4.Ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Dia mengutip firman, “Ada tertulis” (ay. 4,7, 10). Firman yang tertulis itu adalah logos, tetapi begitu firman yang spesifik itu dikutip Yesus menjadi rhema untuk dia melawan Iblis. Sebanyak tiga kali Iblis berusaha untuk mencobai Yesus, dan sebanyak tiga kali pula Yesus menahan godaan Iblis dengan firman. Ini adalah prinsip yang sama yang Yakobus tulis,
“Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka Ia akan lari dari padamu!” (Yak. 4:7).Ini adalah contoh bagi setiap orang percaya untuk mengutip firman dan memperkatakannya kepada Iblis. Yesus mengambil “pedang roh”nya dari Perjanjian Lama dan mengeluarkannya untuk melawan Iblis. Apakah kita hapal firman Tuhan? Sehingga sewaktu-waktu Iblis menyerang, kita bisa mengambil firman dan mengucapkannya dengan lantang. Ibrani 4:12 juga berkata, “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh.” Inilah kuasa firman rhema yang dapat membantu kita melawan godaan Iblis.
Comments
Post a Comment