Skip to main content

Ikat PInggang Kebenaran


Kita memasuki perlengkapan senjata Allah yang telah dianugerahkan secara cuma- cuma kepada kita. Tinggal bagaimana imanmu meresponi ini semua. Salah satu yang paling awal disebut di dalam Efesus 6:14,
Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan
Kata ikat pinggang kebenaran ini memiliki makna seperti ikat pinggang yang dipakai tentara roma jaman dahulu untuk berperang. Mereka menggunakan sabuk untuk mengikatkan baju, jubah, dan selongsong pedang. Tanpa ikat pinggang ini, pedang tidak bisa menempel ke badan, dan jubah serta baju zirah akan kedodoran.

Apa maksud kebenaran di sini?

Kebenaran di sini bisa berarti kebenaran firman Tuhan yang ada di Alkitab. Yesus berkata di Yohanes 17:17, 
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
Dunia jaman post-modern memberikan arti kebenaran yang serba relatif: apa yang benar menurutmu belum tentu benar menurut saya. Alkitab tidak seperti itu, apa yang Firman katakan itu adalah sebuah kebenaran kekal yang harus kita kontekstualisasikan ke dalam jaman sekarang.

Iblis menyerang orang percaya dengan mengaburkan kebenaran dan mempertanyakan keabsolutannya. Kepada Hawa di taman Eden, dia memutarbalikkan firman (Kej. 3:1). Paulus berbicara di dalam 1 Timotius 4:1 mengenai doktrin setan yang akan membawa beberapa orang keluar dari iman mereka. Yesus berkata bahwa manusia tidak hidup dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4). Iblis akan mengaburkan kebenaran ini mungkin dengan mengganti kata setiap firman dengan "beberapa firman" saja. 

Kalau orang percaya tidak kuat dalam kebenaran Firman maka dengan mudah diombang-ambingkan oleh angin pengajaran dunia. 

Kebenaran juga bisa berarti kehidupan yang jujur dan berintegritas. Paulus menulis 2 pasal sebelum Efesus 6 tentang mempraktekkan firman dalam kehidupan sehari- hari. Efesus 4:25 berkata:
Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain,
Apa gunanya Firman kebenaran kalau kita tidak bisa mempraktekkannya. Kehidupan yang dipenuhi kebohongan dan tipu muslihat akan menjadi target empuk bagi Iblis untuk melancarkan serangan intimidasi dan membuka celah untuk dosa- dosa yang lain.

Daud menjelaskan keadaan dirinya ketika dia tidak mengakui dosa di hadapan Tuhan. Dia menuliskan pengalaman tentang sakitnya, depresi, kekeringan yang dialami sampai dia mengakui dosa kemunafikannya. Dia menulis di Mazmur 32:2-5:
Selama aku berdiam diri, tulang- tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.
Sebuah kehidupan jujur dan terbuka dikehendaki oleh Yesus untuk setiap umat percaya. Bahkan Yakobus menulis tentang pentingnya untuk mengakui dosa kepada sesama (Yak. 5:16). Apa artinya? Kehidupan yang jujur dan berintegritas menjadi senjata kita untuk tidak gampang diserang oleh Iblis. Itulah arti mengenakan ikat pinggang kebenaran, sebuah kehidupan yang diisi oleh Firman dan berbau Firman.

Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Apakah Berbahasa Roh Secara Korporat Berbenturan Dengan 1 Korintus 14?

Banyak kebingungan terjadi baik di golongan pentakosta maupun non-pentakosta Artikel ini lahir karena banyaknya pertanyaan di kalangan orang pentakosta maupun non-pentakosta tentang penggunaan bahasa roh di dalam lingkup korporat. Kebanyakan argumen dan pertanyaan keluar karena pernyataan Paulus di dalam 1 Korintus 14:23-24, 26-28 yang mengatur tentang penggunaan karunia berbahasa roh di dalam lingkup pertemuan jemaat. Pemahaman jemaat yang kurang mengenai latar belakang masalah di gereja Korintus dan juga pengertian bahasa roh menurut Paulus menambah kebingungan mereka ketika hari- hari ini ditemukan praktek berbahasa roh secara korporat yang umum dijumpai di gereja- gereja pentakosta. Kebingungan inilah yang penulis berusaha tanggapi lewat artikel ini. Tujuan penulisan ini adalah untuk orang awam dengan gaya penulisan teologia, sehingga mungkin terkesan biasa dengan gaya penulisan lisan, tetapi biarlah artikel ini menjadi pembuka terhadap diskusi sehat mengenai penggunaan bah...