Skip to main content

Baju Zirah Keadilan

Perlindungan Maksimal Untuk Hatimu

Baju zirah dipakai untuk melindungi organ vital seperti jantung, hati, paru-paru. Di dalam Efesus 6:14 kita juga diminta untuk mengenakan baju zirah keadilan. Kata keadilan di sini dipakai kata righteousness atau bisa juga diartikan sebagai kebenaran. Kebenaran di sini mengandung beberapa arti, setidaknya ada 2 hal yang akan kita bahas di post kali ini.

Kebenaran di sini memiliki arti kebenaran Kristus

Bagaimana caranya kita yang berdosa memiliki kebenaran Kristus? Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa setiap orang telah berbuat dosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rom. 3:23). Bahkan perbuatan baik kita tetap tidak mampu membenarkan dan menyucikan diri kita. Itulah alasan kenapa kematian dan kebangkitan Yesus begitu penting dalam iman kekristenan. 

Harus kita pahami, Yesus mati untuk menanggung dosa-dosa kita sekali untuk selamanya (Rom. 6:10, Ibr. 10:10), dan Yesus dibangkitkan untuk kebenaran yang akan kita terima (Rom. 4:25). Ini pengajaran penting karena manusia tidak bisa bersandar atas perbuatan baik dan kebenarannya sendiri. Di hadapan Allah, kebenaran kita seperti kain kotor (Yes. 64:6). Ketika orang berdosa, percaya dan diselamatkan, otomatis kebenaran Allah ini dianugerahkan kepada mereka. Inilah yang sering disebut kebenaran posisional: secara status kita sudah dibenarkan di hadapan Allah secara sah. 

Orang Kristen tidak bisa hidup dengan mengandalkan kekuatannya sendiri. Mengandalkan bentuk-bentuk ibadah lahiriah demi membenarkan dirinya, tidak bisa! Kita harus mengenakan kebenaran Kristus setiap hari. Apa artinya? Pikiran kita dan iman kita diarahkan kepada Kristus saja. Bahwa Dialah sumber kebenaran itu sendiri, dan kita masuk ke dalam hadirat-Nya karena karya-Nya di atas kayu salib. 

Kebenaran di sini juga berarti kehidupan praktikal orang percaya

Tidak hanya secara posisi kita dibenarkan, tetapi kehidupan orang percaya harus menunjukkan buah kebenaran itu. Efesus 4:26-27 mengindikasikan bahwa memungkinkan seseorang yang sudah dibenarkan berbuat dosa lagi, tetapi kita diminta untuk menguasai diri dan jangan memberi kesempatan kepada Iblis untuk masuk.
"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa... dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." 
 Kehidupan orang percaya yang selalu berbuat dosa, membuka celah untuk intimidasi Iblis masuk dan melemahkan imannya di dalam Tuhan. Efesus 2:2 berkata, "kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini... yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang- orang durhaka." Karena itu orang percaya juga perlu untuk menjaga hidupnya kudus dan sesuai dengan firman Tuhan.

Bagaimana orang percaya menjaga hati?

Orang percaya menjaga hati dengan segala kewaspadaan (Ams. 4:23). Kenapa ini penting? Karena Iblis sering bermain di area hati dan emosi. Coba lihat, seberapa sering kita dibuat dosa karena emosi yang tidak stabil? Seberapa sering kita berdosa di pikiran, karena hati yang kotor dan pikiran yang najis? 

2 Korintus 10:4-5 menjelaskan,
"karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,"
Salah satu caranya adalah menawan pikiran- pikiran yang tidak berkenan dan ditundukkan di bawah nama Yesus Kristus. Setiap ada pikiran kotor, kita segera berdoa dan hancurkan di bawah nama Yesus. Tetapi tidak stop sampai di situ karena otak kita perlu diisi dengan hal-hal yang baik dan suci. Percuma kita menengking setiap pikiran kotor kalau inputnya juga kotor. Rubah input yang masuk, maka dengan sendirinya otak akan bersih. Filipi 4:8-9 meminta untuk orang percaya memikirkan semua yang suci, yang adil, yang benar, yang berkenan, dan yang sedap didengar, pikirkanlah semuanya itu!


Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Lima Ciri Komunitas Sehat

Community in Christ Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya? Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama Yesus.  Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas kelompok sel yang sehat. Komunitas berbeda dengan perkumpulan: anda tidak meminta maaf ke penonton kalau telat datang ke bioskop.   Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkat...

Apa Kita Tidak Boleh Menggerutu?

Picture is not mine. Taken from davidcannistraci.org Bangsa Israel Menggerutu. Allah Kirim Api. Di kitab Bilangan 11 kita membaca mengenai kisah bangsa Israel yang menggerutu mengenai ketidaknyamanan mereka di padang pasir, serta mereka teringat makanan yang mereka makan di tanah Mesir. Mereka menggerutu, bersungut- sungut, dan Tuhan marah. Tercatat di ayat 1, "menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi perkemahan." Rupaya Tuhan menganggap serius dosa menggerutu/ bersungut- sungut loh! Menggerutu pada dasarnya adalah sikap yang menyatakan ketidakpuasan manusia akan hidup. Pada Bilangan 11:4-6, kita membaca Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa- apa... Tetapi sekarang kita kurus kering... Bangsa Israel tidak puas dengan kondisi hidup mereka di padang gurun. Padahal oleh erangan mereka sendiri, TUHAN membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Menyatakan ketidakpua...