Jawaban dari pertanyaan di atas tidak semudah menjawab ya dan tidak. Karena kita harus melihat konteks Alkitab dan juga beberapa pertimbangan lainnya. Pertanyaan ini sering ditanyakan jemaat ketika mereka membaca 1 Samuel khususnya di pasal 16 dan 18.
Masih ingat ketika Allah menghukum bangsa Mesir karena Firaun mengeraskan hatinya untuk membiarkan bangsa Israel pergi menyembah TUHAN? Tercatat ada 10 tulah yang Tuhan berikan kepada bangsa Mesir yang menimbulkan kepedihan hati dan kesusahan (Keluaran 7-12.) Allah berdaulat untuk menghukum orang atau bangsa yang tidak taat dan takut akan TUHAN. Apakah Dia salah dalam bertindak? Tidak, karena Dia berdaulat (Mazmur 115:3, Daniel 4:35).
Tetapi Allah tidak mau sengaja menghukum manusia, Dia lebih ingin manusia bertobat dan berbalik dari jalan- jalannya yang salah (1 Petrus 3:20; 2 Pet. 2:5). Dalam kasus Saul, kita bisa melihat kedaulatan Allah dengan menghukum Saul lewat roh jahat. Perhatikan pada ayat 14, Roh TUHAN sudah undur daripada Saul karena beberapa kali Saul gagal mentaati TUHAN. Saul gagal mentaati Tuhan dalam beberapa kejadian (1 Sam. 13:13-14; 15:1-19.) Apa artinya? Dia tidak sembarang menghukum orang.
Nah, menelusuri kata jahat di sini. Kalau kita lihat bahasa Ibraninya tidak selalu berarti roh jahat itu sama dengan setan. Tidak. Karena jahat atau ra'a memiliki arti luas seperti emosi yang buruk, tabiat buruk, atau bahkan sakit penyakit secara fisik.
Bahasa Ibrani kuno pasti memiliki arti- arti figuratif, idiom- idiom yang tidak bisa kita mengerti dengan konteks jaman sekarang. Sebuah kesalahan fatal kalau pembaca memasukan pengertian budaya abad 20 ke dalam teks yang ditulis bahkan jauh sebelum masehi.
Saya membuka 1 Samuel 16:23 dengan menggunakan Bibleworks 10, software untuk menelaah Alkitab dalam teks asli, kata jahat atau ra'ah ini memiliki beberapa arti diambil dari Holladay Lexicon:
Penjelasan ini semoga cukup menerangi hati dan pemikiran kita bahwa Allah dan Alkitab tidak bisa disalahkan dalam mengambil keputusan untuk menghukum manusia. Dia adalah Allah yang berdaulat dan adil. Allah tidak akan mengirim roh jahat kepada orang percaya sekarang secara sengaja dan dibuat- buat. Tetapi seringkali hati manusialah yang mengecoh dan membuka celah agar Iblis masuk dan bekerja di tengah- tengah orang percaya. Semakin lama kita mengeraskan hati menerima teguran dari TUHAN, maka akan semakin mudah Iblis menipu dan membohongi kita.
Tetapi Roh TUHAN telah undur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh Jahat yang dari pada TUHAN (16:14.)
Dan setiap kali apabila roh jahat yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya (16:23.)
Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah- tengah rumah... (18:10.)Bagaimana kita sebagai orang percaya memaknai ini? Apakah betul Allah bisa mengirim roh jahat untuk mengganggu kita? Bagaimana dengan sekarang, apakah orang tebusan Kristus bisa dikirim roh jahat oleh Allah?
Allah Berdaulat Dalam Menghukum Manusia
Ada beberapa pandangan untuk menjawab ini, salah satunya adalah mari kita lihat dari kedaulatan Allah dalam menghakimi manusia. Sejak manusia berdosa, Allah kerap kali menghukum manusia dengan berbagi macam hukuman. Allah tidak salah dalam berbuat ini karena dia adalah Allah yang adil. Sebagai contoh, Allah menghukum manusia dengan air bah ketika kejahatan makin bertambah (Kejadian 6-9).Masih ingat ketika Allah menghukum bangsa Mesir karena Firaun mengeraskan hatinya untuk membiarkan bangsa Israel pergi menyembah TUHAN? Tercatat ada 10 tulah yang Tuhan berikan kepada bangsa Mesir yang menimbulkan kepedihan hati dan kesusahan (Keluaran 7-12.) Allah berdaulat untuk menghukum orang atau bangsa yang tidak taat dan takut akan TUHAN. Apakah Dia salah dalam bertindak? Tidak, karena Dia berdaulat (Mazmur 115:3, Daniel 4:35).
Tetapi Allah tidak mau sengaja menghukum manusia, Dia lebih ingin manusia bertobat dan berbalik dari jalan- jalannya yang salah (1 Petrus 3:20; 2 Pet. 2:5). Dalam kasus Saul, kita bisa melihat kedaulatan Allah dengan menghukum Saul lewat roh jahat. Perhatikan pada ayat 14, Roh TUHAN sudah undur daripada Saul karena beberapa kali Saul gagal mentaati TUHAN. Saul gagal mentaati Tuhan dalam beberapa kejadian (1 Sam. 13:13-14; 15:1-19.) Apa artinya? Dia tidak sembarang menghukum orang.
Nah, menelusuri kata jahat di sini. Kalau kita lihat bahasa Ibraninya tidak selalu berarti roh jahat itu sama dengan setan. Tidak. Karena jahat atau ra'a memiliki arti luas seperti emosi yang buruk, tabiat buruk, atau bahkan sakit penyakit secara fisik.
Allah Mengirim Roh Jahat Atau Mengizinkan?
Pemahaman ini penting sekali untuk kita miliki karena ayat Alkitab tidak bisa menabrak satu sama lain. Terlebih lagi karakter Allah yang tidak berubah dahulu, sekarang, dan selama- lamanya. Yesus pernah menjelaskan di dalam Matius 12:22-28,
Setiap kerajaan yang terpecah- pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah- pecah tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis...Dari sini kita harus mengerti bahwa Allah yang dalam jelmaan manusia yaitu Yesus mengusir setan dan menyembuhkan orang yang menderita karena roh jahat, susah diterima kalau pribadi yang sama pula mengirim roh jahat itu. Kita harus jujur dan terbuka mengartikan "roh jahat yang dari pada TUHAN" di dalam konteks literatur Ibrani jaman itu.
Bahasa Ibrani kuno pasti memiliki arti- arti figuratif, idiom- idiom yang tidak bisa kita mengerti dengan konteks jaman sekarang. Sebuah kesalahan fatal kalau pembaca memasukan pengertian budaya abad 20 ke dalam teks yang ditulis bahkan jauh sebelum masehi.
Jadi jahat di sini jangan di anggap sebagai setan atau Iblis. Bisa jadi ini adalah tabiat buruk, atau kelemahan fisik, atau penyakit mental diakibatkan oleh hati yang tidak beres, dan TUHAN ijinkan untuk mengusik Saul. Saya lebih setuju menggunakan kata mengizinkan sebagaimana yang ditulis oleh Dave Miller dalam blognya. Dia menulis bahwa penulisan ibrani dengan kalimat kerja aktif bisa saja "to express, not the doing of the thing, but the permission of the thing which the agent is said to do." Dengan kata lain, Allah mengizinkan roh jahat itu datang karena kecenderungan hati saul yang selalu tidak taat (ketidaktaatan Saul membuka celah untuk roh jahat itu masuk).
Jahat Tidak Selalu Setan atau Iblis
Saya membuka 1 Samuel 16:23 dengan menggunakan Bibleworks 10, software untuk menelaah Alkitab dalam teks asli, kata jahat atau ra'ah ini memiliki beberapa arti diambil dari Holladay Lexicon:
- of bad quality, inferior
- morally depraved
- bad mood
- harmful spirit
Berdasarkan data linguistik ini, kita bisa mengartikan bahwa apa yang dialami Saul bukan seperti setan yang merasuki tetapi bisa jadi karakter dan perilaku buruknya yang semakin menjadi- jadi. Ada sebuah kegelisahan atau paranoia yang menghinggapi raja Saul karena dia ketakutan dengan Daud untuk mengambil takhtanya, dia ketakutan dengan Bangsa Filistin, bahkan dia hampir membunuh anaknya sendiri Jonathan (1 Sam. 20:33). Seorang raja yang gila dan delusional karena telah kehilangan takhta dan pengurapan Tuhan atas dirinya!
Tetapi apakah Tuhan bisa memakai roh Jahat atau bangsa yang jahat untuk mencapai maksud dan kemuliaan-Nya? Tentu saja bisa. Allah mengirim bangsa Babilonia untuk menghukum Israel agar kembali ke jalan Tuhan (coba lihat Yeremia 20:4-6).
Hal ini dapat kita lihat juga di Hakim-Hakim 9:23, ketika ada semangat jahat yang Tuhan kirim antara Abimelekh dengan orang- orang Shekhem.Kenapa ini terjadi? Lagi- lagi ada alasan yang jelas pada ayat selanjutnya karena ada hutang darah dari keluarga Yotam dengan Abimelekh.
Intinya, semua orang pada akhirnya memiliki pilihannya sendiri untuk mengikuti hawa nafsu di hati atau mengikuti perintah Tuhan. Allah tidak akan mengambil kehendak bebas yang sudah diberikan kepada manusia demi memenuhi kehendak-Nya. Dia membiarkan manusia berpikir dan mengambil keputusan sendiri. Hati yang jahat dan tidak mau bertobat akan cenderung memilih hal-hal yang jahat juga. Tetapi hati yang mau ditegur dan bertobat, sekalipun salah, akan cenderung kembali ke jalan yang benar.
Berkaca Dari Pengalaman Yudas
Sebagai penutup mari kita lihat pengalaman Yudas Iskariot. Kitab Lukas 22:3 berkata,
Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.Apakah berarti Allah mengirim roh jahat kepada Yudas? Tentu saja tidak. Tetapi atas kehendak bebas Yudas, dia memilih untuk mengkhianati Yesus dan menjualnya untuk 30 keping perak. Gaya pembahasaan Alkitab berkata Iblis masuk ke dalam Yudas maksudnya apa? Untuk menggambarkan bahwa keinginan dan kecenderungan manusia untuk berbuat jahat itu tidak datang dari Bapa tetapi dari Iblis.
Penjelasan ini semoga cukup menerangi hati dan pemikiran kita bahwa Allah dan Alkitab tidak bisa disalahkan dalam mengambil keputusan untuk menghukum manusia. Dia adalah Allah yang berdaulat dan adil. Allah tidak akan mengirim roh jahat kepada orang percaya sekarang secara sengaja dan dibuat- buat. Tetapi seringkali hati manusialah yang mengecoh dan membuka celah agar Iblis masuk dan bekerja di tengah- tengah orang percaya. Semakin lama kita mengeraskan hati menerima teguran dari TUHAN, maka akan semakin mudah Iblis menipu dan membohongi kita.
Comments
Post a Comment