Skip to main content

Practical Atheism Vs. The Gospel - Bible Study Series

Ada practical atheists di dalam gereja sekarang ini. 

Ya... mungkin anda bingung dengan judul di atas, karena bagaimana mungkin seorang atheist mau ke gereja dan pergi setiap Minggunya lagi. Saya ingin membedakan dulu dua golongan atheist menurut Ps. Daniel dalam kotbahnya kemarin, beliau membagi menjadi:
  1. Idelogy Atheism adalah kelompok orang secara keyakinan berkata Tuhan tidak ada. Mereka tidak merasa perlu berdoa, beragama, dan membaca Alkitab karena Tuhan secara eksistensi tidak ada. Golongan ini tidak mungkin ada di gereja karena mereka tidak merasa Tuhan itu ada. 
  2. Practical Atheism adalah kelompok orang yang mengakui Tuhan secara eksistensi tetapi dalam praktek kehidupannya, mereka tidak mengakui dan menghormati TUHAN. Hanya mengakui ideologi bahwa Tuhan itu ada, tetapi tidak sampai merubah dan merasuk roda kehidupan. Tuhan hanya di surga, dan saya di bumi mengusahakan hidup saya sendiri. 
Golongan ke-2 inilah yang seringkali kita temui di gereja. Paulus sudah berkata di dalam Roma 1:21,
Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya...
Kata mengenal disini dipakai kata ginosko yang berarti mereka memiliki pengetahuann dan hubungan dengan Allah, bukan orang yang hanya tahu tentang Allah tetapi kenal dengan Allah. Tetapi kenyataannya, mereka tidak memuliakan dan tidak mengucap syukur kepada Dia. Inilah practical atheist di dalam gereja.

Apa yang Allah lakukan kepada mereka? Di dalam pasal yang sama ayat ke-28 dijelaskan:
Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran- pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:
Ini tidak hanya di jaman Paulus, tetapi turun temurun sampai jaman kita sekarang!

Menyembah Ego vs. Menyembah Tuhan

Wujud sederhana dari pikiran yang tidak mau mengakui dan mengenal Allah adalah kekristenan dan spiritualitas diputar balik menjadi penyembahan atas 'keakuan'. Segala bentuk spiritualitas dan ibadah pusatnya adalah kita sendiri dan bukan Tuhan. Kita menyembah Tuhan untuk diri kita diberkati dan dikasihi Tuhan. Inilah perangkap yang dari dalamnya kita sulit keluar.

Ps. Tim keller berkata bahwa idolatry terjadi ketika manusia mengubah apa yang good menjadi God [untuk bacaan lebih lanjut]. Tanpa disadari, hati yang tidak dipenuhi kebenaran injil akan mulai mengidolakan dirinya sendiri. Berdoa untuk kepentingan sendiri, hidup untuk kepentingan sendiri, diberkati untuk kepentingan sendiri, apa- apa untuk kepentingan sendiri! Sungguh ngeri.

Puji Tuhan! Allah mengirim Yesus ke dunia agar kita tidak perlu menyembah dan membangun mezbah untuk memuaskan ego kita sendiri. Inilah letak kebenaran injil. Manusia begitu jauh terperosok di dalam lobang ego yang begitu dalam, sampai Allah harus mengirim Yesus untuk mengangkat manusia ke atas.

Kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri, harus orang lain yang menyelamatkan diri kita yang sudah terjerumus dalam lobang ego dan dosa.

Aku Manusia Celaka!

Di dalam Roma 7:24, Paulus menulis secara emfatik:
Aku manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
Ini tidak ditulis ketika Paulus masih belum bertobat. Ini ditulis ketika dia sudah mengalami kelahiran baru, tetapi dia menyadari bahwa di dalam dirinya tidak ada satupun kebenaran. Paulus berusaha berbuat baik, tetapi malahan yang jahat itu yang ada padanya.

Kita mungkin hidup sebagai practical atheist, mengakui Tuhan, tetapi kenyataannya kita tidak merasa perlu untuk mentaati, menghormati, dan takut kepada Allah. Kita sesungguhnya adalah manusia celaka!

Paulus langsung menjawab pertanyaannya dengan ayat selanjutnya:
Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Saudara dan saya adalah manusia celaka tanpa Kristus. Kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri. Bahkan sesudah kita menjadi Kristen lahir baru, pikiran dan perbuatan kita seringkali mirip dengan orang yang tidak kenal Tuhan. Satu- satunya pengharapan kita adalah Yesus yang menjadi sumber keselamatan kita. Yesus yang membenarkan, menguduskan, dan menebus kita (1 Kor. 1:30).

Bukti Hidup Dalam Injil

Paradigma kita berubah sekarang. Bukan mencari Tuhan melulu untuk berkat. Mempersembahkan perpuluhan, misi, waktu, tenaga, demi diberkati. Kalau begitu tidak ada bedanya kita dengan orang yang mencari kekayaan ke gunung Kawi dan dukun- dukun.

Jangan salah sangka, menghadap Tuhan untuk mendapat berkat tidak salah. Kita bahkan diminta untuk berdoa doa Bapa Kami dan meminta roti (berkat jamasni) setiap harinya. Yang menjadi kendala adalah ketika orang Kristen melakukan semua hal demi diberkati Tuhan. Jadi mereka mencari berkatnya saja, ketimbang Sumbernya. 

Efesus 1:3 berkata,
...yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
Paradigma yang baru adalah kita telah dikaruniai segala berkat rohani! Renungkan ini sejenak, bahwa saudara diberikan berkat terbaik ketika engkau diselamatkan. Apa itu? Roh Kudus di dalam dirimu. Dia adalah materai keselamatan kita (Ef. 1:13), Roh Kudus adalah jaminan untuk pemuliaan kita (ay. 14.

Kolose 2:10 juga menjelaskan bahwa kita sudah "dipenuhi di dalam Dia." Kata dipenuhi ini memiliki gambaran whole, dibuat utuh. Ketika Yesus menyembuhkan orang, Yesus selalu menyembuhkan mereka secara utuh dan tidak setengah- setengah (Luk. 8:48, 17:19; Yoh. 5:6,14,15).

Percayalah bahwa kerohanianmu dibuat Tuhan utuh! Betul kita masih menjalani proses pengudusan di dunia ini, tetapi Tuhan sudah menguduskan kita. Kita menjalani pengudusan bukan dengan intimidasi, tetapi dengan kerinduan untuk menjadi serupa seperti Kristus!

Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Lima Ciri Komunitas Sehat

Community in Christ Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya? Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama Yesus.  Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas kelompok sel yang sehat. Komunitas berbeda dengan perkumpulan: anda tidak meminta maaf ke penonton kalau telat datang ke bioskop.   Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkat...

Apa Kita Tidak Boleh Menggerutu?

Picture is not mine. Taken from davidcannistraci.org Bangsa Israel Menggerutu. Allah Kirim Api. Di kitab Bilangan 11 kita membaca mengenai kisah bangsa Israel yang menggerutu mengenai ketidaknyamanan mereka di padang pasir, serta mereka teringat makanan yang mereka makan di tanah Mesir. Mereka menggerutu, bersungut- sungut, dan Tuhan marah. Tercatat di ayat 1, "menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi perkemahan." Rupaya Tuhan menganggap serius dosa menggerutu/ bersungut- sungut loh! Menggerutu pada dasarnya adalah sikap yang menyatakan ketidakpuasan manusia akan hidup. Pada Bilangan 11:4-6, kita membaca Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa- apa... Tetapi sekarang kita kurus kering... Bangsa Israel tidak puas dengan kondisi hidup mereka di padang gurun. Padahal oleh erangan mereka sendiri, TUHAN membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Menyatakan ketidakpua...