Skip to main content

DIANOIA: Kekuatan Imajinasi

Picture is not mine. 


Apa peran imajinasi dalam penyembahan?

Secara tidak sadar, imajinasi berperan banyak dalam kehidupan kekristenan karena Allah yang kita sembah tidak berwujud nyata di depan mata. Apa yang anda bayangkan ketika menyembah TUHAN? Wajah-Nya yang ada janggut? Sedang tersenyumkah Yesus atau Dia sedang bermuka marah- marah? Semua itu tergantung dari kekuatan imajinasi atau daya ciptamu terhadap Objek tersebut. Imajinasi yang rusak, dapat merusak gambaran Allah di pikiranmu.

Di dalam Ibrani 8:10 dikatakan,
Aku akan menaruh hukum-Ku ke dalam pikiran mereka, dan menulisnya pada hati mereka (BIMK).
kata pikiran menggunakan kata Dianoia yang artinya pemikiran yang mendalam dan mempunyai daya imajinasi, pemikiran, rasio, dan logika. Tuhan berkata dalam perjanjian yang baru, Dia akan menaruh hukum-Nya ke dalam lingkup pemikiran manusia: mencakup otak kiri dan otak kanan kita.

Secara umum, ilmu psikologi membedakan manusia yang dipimpin oleh otak kanan dan otak kiri. Orang yang dipimpin oleh otak kanan cenderung:
  • Bicara spontanitas (tidak sistematik)
  • Pola tindakan dan komunikasi seringkali terpengaruh perasaan.
Sedangkan orang yang memakai otak kiri dia cenderung:
  • lebih analitis dalam berpikir (penuh perhitungan)
  • Selalu memakai logika dan tidak mudah terbawa perasaan.
Kedua fungsi otak kiri dan kanan itu berbeda dan memang Tuhan sudah berikan fungsi itu. Menurutmu, mana yang lebih anda pakai ketika sedang menutup mata dan menyembah Tuhan? Otak kanan kita tentu saja! Daya imajinasi memampukan kita untuk bertemu dengan Tuhan lewat pujian penyembahan. Kita merasakan kehadiran Tuhan lewat otak kanan kita, bukan otak kiri kita secara umum.

Bagaimana Iblis Merusak Dianoia?

Karena otak kanan adalah kekuatan manusia untuk mengimajinasikan sesuatu, apapun yang mempengaruhi pikiran kita: bacaan, tontonan, dan kata- kata orang, itu semua bisa berpengaruh! Perhatikan bagaimana Paulus menggambarkan Kristus kepada jemaat Galatia:
Hai orang- orang Galatia bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu? Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu? (Gal. 3:1, BIMK)
Paulus menggunakan kata "dilukiskan" sebagai kiasan untuk merujuk kepada kemampuan imajinasi jemaat Galatia untuk membayangkan gambaran betapa hancur dan menderitanya Yesus saat disalibkan. Jemaat Galatia sudah dijelaskan dengan begitu rupa, tetapi ternyata masih ada injil lain yang bisa "mempesona" mereka.

Iblis merusak dengan apa yang "mempesona" kita. Keinginan mata, keinginan daging, itu semua yang Iblis tawarkan kepada kita untuk "mempesona" kita. Semakin pikiran kita diracuni oleh dunia, semakin susah kita membayangkan Tuhan itu.

Mendisiplinkan Dianoia

Tidak ada cara lain selain mendisiplinkan ruang imajinasi, otak kanan kita ini. Tidak ada yang tahu apa yang seseorang sedang pikirkan dan imajinasikan--hanya Tuhan dan dia yang tahu. Tetapi semakin rusak otak kanan kita oleh kenikmatan dosa (obat, rokok, pornografi,dll.) semakin susah kita untuk membayangkan dan merasakan hadirat Tuhan. 

Firman Tuhan memberikan antidotnya untuk kita di 2 Korintus 10:5,
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (BIMK).
Bukan berarti kita menengking setiap saat pikiran jahat atau kotor yang lewat (walaupun itu juga tidak masalah) di otak kita; ayat 3 dan 4 menjelaskan maksudnya bahwa kita menaklukan pikiran bukan dengan cara fisik, tetapi dengan doa. Doa membawa pikiran kita di bawah kaki Yesus setiap hari. Ketika Roh kita berdoa, kita sebetulnya sedang membawa pikiran kita untuk tunduk di bawah Kristus.

Ayo, jangan sampai otak kita dipenuhi oleh pikiran- pikiran yang rusak dan mengganggu hubungan kita dengan Yesus Kristus. Nikmati hubungan dengan Tuhan tanpa ganjelan di hati dan pikiran.

Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Lima Ciri Komunitas Sehat

Community in Christ Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya? Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama Yesus.  Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas kelompok sel yang sehat. Komunitas berbeda dengan perkumpulan: anda tidak meminta maaf ke penonton kalau telat datang ke bioskop.   Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkat...

Apa Kita Tidak Boleh Menggerutu?

Picture is not mine. Taken from davidcannistraci.org Bangsa Israel Menggerutu. Allah Kirim Api. Di kitab Bilangan 11 kita membaca mengenai kisah bangsa Israel yang menggerutu mengenai ketidaknyamanan mereka di padang pasir, serta mereka teringat makanan yang mereka makan di tanah Mesir. Mereka menggerutu, bersungut- sungut, dan Tuhan marah. Tercatat di ayat 1, "menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi perkemahan." Rupaya Tuhan menganggap serius dosa menggerutu/ bersungut- sungut loh! Menggerutu pada dasarnya adalah sikap yang menyatakan ketidakpuasan manusia akan hidup. Pada Bilangan 11:4-6, kita membaca Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa- apa... Tetapi sekarang kita kurus kering... Bangsa Israel tidak puas dengan kondisi hidup mereka di padang gurun. Padahal oleh erangan mereka sendiri, TUHAN membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Menyatakan ketidakpua...