Skip to main content

MASTER OF BREAKTHROUGH

Allah yang menerobos musuhku

Apakah anda sedang mengalami kondisi terhimpit atau terpojok karena masalah yang datang mengepung hidupmu seperti tembok yang mengelilingimu? Daud pernah mengalami hal yang serupa saat ia dikepung oleh bangsa Filistin. 

Di dalam 2 Samuel 5:17, Daud baru saja merebut kota Yerusalem dan diurapi menjadi raja Israel. Bangsa Filistin tidak suka akan hal itu, mereka ingin membunuh Daud segera. Mereka mengumpulkan segenap pasukan yang ada dan mengepung kota Yerusalem di lembah Refaim (ay. 18). 

Daud mundur ke dalam kota pertahanannya dan berdoa kepada Tuhan apakah ia harus melawan orang Filistin itu. Tuhan berkata, 
Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.
Daud mengalahkan Filistin dan dia berkata itu semua karena Allah yang menerobos musuhnya di depan seperti air yang menerobos. Bukankah dahsyat sekali apa yang Daud katakan mengenai Tuhan, Dia adalah Allah yang menerobos ! Dalam terjemahan Inggrisnya, dikatakan He is Lord, master of breakthrough!

Kebiasaan Daud

Sebelum Daud pergi berperang, dia selalu menanyakan Tuhan apa yang harus dilakukan. Dalam kondisi apapun, Daud tampaknya sudah membangun kebiasaan untuk mengekspresikan jiwanya lewat lagu, mazmur, dan doa. Dia tidak malu-malunya berbicara jujur kepada Tuhan mengenai keadaannya. Di dalam Mazmur 77:2 dikatakan,
Pada hari kesusahanku aku mencari Tuhan...
Saudara, tidak ada karakter di dalam Alkitab yang mengalami terobosan besar sebelum mereka bertemu dengan Tuhan. Kalau anda ingin mengalami terobosan dalam hidupmu, sudahkah anda bertemu dan mengalami Tuhan? Ketika Daud dikepung oleh bangsa Filistin, dia "mundur ke dalam kubu pertahanan" untuk berbicara dengan Tuhan (2 Sam. 5:17)!

Saul yang tidak sabar

Raja sebelum Daud, Saul, adalah raja pertama yang dipilih oleh Tuhan. Tetapi hatinya ternyata belum terlatih untuk bersabar menunggu jawaban Tuhan. Saul adalah orang yang lebih percaya kepada kekuatannya sendiri. Di dalam 1 Samuel 28:4-7, kita bisa melihat sedikit sikap hatinya Saul. 

Bangsa Filistin juga mengepung Israel kala itu, dan Saul terhimpit. Dia mengumpulkan seluruh bangsa Israel yang siap berperang, tetapi hati Saul begitu gentar dan takut. Dia pergi bertanya kepada Tuhan tetapi Tuhan terdiam. Saul tidak terbiasa dengan Allah yang terdiam. Dia kalang kabut cari jawaban karena tidak percaya kepada Tuhan yang bisa memelihara. Akhirnya, Saul menggunakan kekuatan sendiri. Dia mencari seseorang yang bisa berkomunikasi dengan arwah... Saul memilih jalan yang dibenci Tuhan, jalan peramal dan perdukunan! 

Apa yang membuat Daud begitu percaya kepada Tuhan?

Ada 2 hal yang membuat Daud mudah percaya kepada Tuhan:

1. Daud membangun kebiasaan mencari Tuhan dalam setiap masalah.

Ini yang membedakan Daud dengan Saul. Ini yang membuat Tuhan begitu tertarik dengan hati Daud. Dia selalu mencari Tuhan setiap saat. Meskipun ketika dia bersalah. Kalau hari ini kita ada masalah atau pergumulan, maukah kita datang kepada Tuhan setiap kalinya? Pergumulan ada untuk membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, karena itulah yang bisa membuat kita semakin bergantung kepada Dia. Daud menulis Mazmur 34:6 di dalam kondisi yang sangat tertekan. Ia di dalam gua karena dikejar oleh Saul dan Daud bersama dengan sekelompok orang yang tertekan dan depresi! Tetapi Daud menulis:
Tujukanlah pandanganmu kepada Tuhan, maka mukamu akan berseri-seri. 

2. Daud percaya Tuhan punya rencana lebih baik dari dia.

Ada satu peristiwa kejatuhan Daud yang dapat kita pelajari. Di dalam 2 Samuel 24, Daud melakukan hal yang tidak berkenan di hadapan Allah, dia menghitung rakyatnya. Hal ini menunjukan kesombongannya sebagai raja dan Tuhan tidak berkenan. Ayat 10 mengatakan hati Daud berdebar-debar ketika dia selesai menghitung pasukannya karena ia tahu ia berdosa kepada Tuhan. Dan benar, melalui nabi Gad, Tuhan menyatakan hukuman kepada Daud. Tuhan meminta Daud untuk memilih 3 hukuman: tiga tahun kelaparan, melarikan diri tiga bulan lamanya, atau tiga hari penyakit sampar. Daud menjawab
Sangat susah hatiku, biarlah kiranya kita jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.
Daud menyerahkan penghakiman kepada Tuhan karena dia percaya rencana Tuhan jauh lebih baik dari apa yang bisa dipikirkannya. Daud percaya Tuhan punya rencana lebih baik bahkan ketika dia sedang di dalam penghakiman Tuhan.

Hal inilah yang membedakan Daud dari orang lain. Kalau hari ini saudara juga mengalami tantangan dan masalah, maukah engkau menyerahkan hidup dan keputusan ke dalam tangan Tuhan? Tanyakan kepada Tuhan dan belajar berserah kepada-Nya. Anda mau mengalami terobosan dari Tuhan? Belajar untuk menyerahkan terobosan itu kepada Tuhan dan biarkan Dia yang menerobos musuh di depanmu!

Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Lima Ciri Komunitas Sehat

Community in Christ Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya? Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama Yesus.  Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas kelompok sel yang sehat. Komunitas berbeda dengan perkumpulan: anda tidak meminta maaf ke penonton kalau telat datang ke bioskop.   Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkat...

Apa Kita Tidak Boleh Menggerutu?

Picture is not mine. Taken from davidcannistraci.org Bangsa Israel Menggerutu. Allah Kirim Api. Di kitab Bilangan 11 kita membaca mengenai kisah bangsa Israel yang menggerutu mengenai ketidaknyamanan mereka di padang pasir, serta mereka teringat makanan yang mereka makan di tanah Mesir. Mereka menggerutu, bersungut- sungut, dan Tuhan marah. Tercatat di ayat 1, "menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi perkemahan." Rupaya Tuhan menganggap serius dosa menggerutu/ bersungut- sungut loh! Menggerutu pada dasarnya adalah sikap yang menyatakan ketidakpuasan manusia akan hidup. Pada Bilangan 11:4-6, kita membaca Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa- apa... Tetapi sekarang kita kurus kering... Bangsa Israel tidak puas dengan kondisi hidup mereka di padang gurun. Padahal oleh erangan mereka sendiri, TUHAN membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Menyatakan ketidakpua...