Kenapa Allah Di Perjanjian Lama Sepertinya Lebih Kejam?
Allah yang tampaknya berbeda di Perjanjian Lama dan Baru. Picture taken from godstenlaws.com |
Tidak ada jawaban singkat untuk pertanyaan ini, tetapi saya akan coba bahas secara sederhana. Kerangka berpikir yang benar yang harus kita miliki adalah Alkitab secara keseluruhan itu mengenai pewahyuan Allah tentang diri-Nya dan apa yang ingin Dia lakukan secara progresif dari awal penciptaan sampai kesudahan-Nya. Kata kunci di sini adalah: progresif dan natur Allah.
Alkitab itu bersifat progresif dari Kejadian sampai Wahyu menceritakan tentang Allah dan apa yang Dia lakukan.Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berusaha menjelaskan natur, karakter, dan tujuan Allah secara progresif dan menyeluruh. Progresif berarti ada kesinambungan—Perjanjian Lama tidak membicarakan Allah yang berbeda dengan Allah-nya Perjanjian Baru.
Contohnya, di dalam Perjanjian Lama ada ayat mengatakan “TUHAN, Allah penyayang, dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya, dan setia-Nya” (Keluaran 34:6, Bilangan 14:18, Ulangan 4:31, Nehemia 9:17). Pemahaman ini justru diperkuat di dalam Perjanjian Baru ketika Yohanes menulis “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal…” (Yohanes 3:16).
Dalam Perjanjian Lama juga kita melihat bagaimana Allah
menghukum Israel seperti seorang ayah menghukum anaknya yang nakal. Ketika
bangsa Israel secara sengaja membuat patung dan menyembahnya, Allah menghukum
mereka. Tetapi, setiap kali mereka bertobat, Allah akan membalikkan situasi
mereka dan menyelamatkan bangsa itu dari bangsa lain. Hal ini juga yang ditulsi
oleh penulis kitab Ibrani, dimana “karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibr. 12:6).
Kita lihat, karakter Allah tidak berubah dari Perjanjian Lama dan di
Perjanjian Baru. Karena Allah secara natur tidak bisa berubah.
Allah Memerintahkan Untuk Menumpas Bangsa-Bangsa
Lalu, kenapa di dalam kisah-kisah peperangan, Allah
memerintahkan untuk membunuh bangsa-bangsa yang bukan Israel? Bahkan pemusnahan
massal ini bukan hanya 1 bangsa, tetapi beberapa bangsa.
tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang bernafas, melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.”
(Ul. 20:16-17; bd. Bil. 33:51-53)
Perintah ini diulang lagi oleh Allah ketika bangsa Israel
menyeberangi sungai Yordan dan mulai memasuki tanah perjanjian. Beberapa kali
pemusnahan bangsa Kanaan ditulis di dalam kitab Yosua sebagai perintah Tuhan
(Yos. 6:2; 8:1-2; 10:8). Penulis buku The
God Delusion, seorang atheis Richard Dawkins menulis bahwa Allahnya
Perjanjian Lama adalah “vindictive, bloodthirsty ethnic cleanser.” Apakah klaim
ini valid?
Pengetahuan dasar tentang budaya bangsa Kanaan
mendeskripsikan betapa ngeri dan amoralnya kejahatan kala itu. Orang Kanaan
adalah orang yang brutal, agresif yang melakukan perbuatan seksual tidak normal
(dengan binatang, incest) dan juga mempersembahkan anak kandung kepada allah mereka
(Ul. 12:31; 18:9-13; Yos. 23:12). Perbuatan seksual yang sangat menyimpang
sudah biasa sekali saat itu. Bahkan Tuhan sampai berkata “negeri itu telah
menjadi najis…sehingga negeri itu memuntahkan penduduknya” (Imamat 18:25). Dan
keadilan Allah harus ditegakkan.
Contoh pembinasaan kota Yerikho menjadi kisah hukuman
Allah yang adil atas bangsa yang amat
jahat yang dosanya sudah mencapai titik puncak (Kej. 15:16; Ul. 9:4-5). Allah
harus memusnahkan orang-orang Kanaan itu karena kehidupan dosa yang sangat—mereka
seperti sudah menyerahkan hati nurani mereka kepada kehancuran moral.
Kenapa harus dimusnahkan seluruhnya?
Pemusnahan seluruhnya diperlukan agar Israel dilindungi dari
pengaruh dosa dan penyembahan berhala Kanaan. Allah tahu jikalau bangsa-bangsa
fasik itu dibiarkan hidup, mereka akan “mengajar kamu berbuat sesuai dengan
segala kekejian, yang dilakukan mereka bagi Allah mereka, sehingga kamu berbuat
dosa kepada TUHAN, Allahmu” (Ulangan 20:18.) Hal ini yang menjadi prinsip dasar
kenapa umat Allah sampai hari inipun harus memisahkan diri dari gaya hidup dan
perbuatan dosa.
Wah, apakah Tuhan tidak memberikan waktu bagi mereka untuk
bertobat? Sudah! Bahkan Tuhan memberikan waktu bagi bangsa Kanaan untuk
bertobat selama kurang lebih 400 tahun (Kejadian 15:13-16)! Kitab Ibrani
memberitahu kita bahwa orang Kanaan adalah orang “durhaka” yang berarti mereka
secara sadar dan bertanggungjawab penuh atas kekejian yang mereka lakukan (Ibr.
11:31).
Apa Prinsip yang Dapat Dipelajari?
Pembinasaan kota-kota dan penduduk Kanaan menunjukkan suatu
prinsip dasar hukuman Allah: ketika dosa suatu bangsa mencapai titik puncak,
kemurahan Allah akan digantikan dengan hukuman-Nya. Prinsip ini yang membuat
Allah mengirimkan air bah pada zaman Nuh (Kej. 6:5, 11-12), pemusnahan
kota-kota Sodom dan Gomora yang jahat itu (Kej. 18:20-33; 19:24-25). Dan penghakiman
atas dunia yang sekarang kita tinggal ketika Yesus akan datang kali yang kedua
dan menghakimi orang-orang menurut perbuatannya (Wahyu 18:4-6; 20:11-15).
Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31( juga di Matius 22 : 37 - 39 dan Lukas 10 : 27 ), sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
ReplyDeleteUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
[ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha ]
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
[ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha " ]
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱