Skip to main content

Strategi Penuaian Jiwa... Part 2







Bagaimana caranya agar hidup kita tidak biasa-biasa saja? 

Bagaimana mengalami apa yang Petrus lakukan dalam KIS 9:32-42?

Kita harus memiliki rasa lapar akan pengurapan dari Roh Kudus. Orang yang mengejar pengurapan dan mencari Tuhan akan mendapatkan Dia (Yeremia 29:12-13; Matius 7:7). Di dalam Alkitab ada kisah mengenai Elisa yang membuntuti Elia untuk mendapatkan pengurapan dua bagian dari rohnya Elia. 

Elisa Yang Mengejar Pengurapan Elia

Di dalam 2 Raja-Raja 2: 1-12, kita melihat ada 4 tempat yang Elisa dan Elia lalui sebelum Elisa melihat Elia diangkat naik ke Surga. Keempat tempat inilah yang juga harus kita lalui untuk mendapatkan pengurapan seperti Elia:
  1. Gilgal
  2. Bethel
  3. Yerikho
  4. Sungai Yordan

Gilgal - Tempat Penyunatan Rohani

Di ayat 1 kita membaca, "Elia dan Elisa dengan berjalan dari Gilgal." Apa artinya Gilgal? Gilga adalah tempat perkemahan Israel ke-42 dan terakhir. Gilgal memiliki arti "telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu" (Yosua 5:9). Kata Gigal berasal dari kata galal yang artinya "menggelinding" atau "mengguling lalu jatuh". Di tempat ini pula bangsa Israel melakukan penyunatan (Yos. 5:2-9) setelah lebih dari 30 tahun di padang pasir, mereka tidak menyunat generasi yang lahiri di perjalanan tersebut. 

Gilgal berbicara mengenai keinginan kita untuk menyunat perbuatan dosa kita, tempat kita menyangkal diri. Seseorang yang menginginkan urapan harus membayar harga dengan hidup sungguh-sungguh untuk Tuhan. Ada perubahan gaya hidup, dari duniawi menjadi berkenan kepada Allah (Roma 12:2).

Bethel - Tempat Pertemuan Dengan Tuhan

Bethel ditulis pertama kali di Alkitab di dalam Kejadian 12:8, "...lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN." Di tempat ini pula Yakub bermimpi mengenai tangga yang menghubungkan surga dan bumi: Rumah Allah, pintu gerbang Surga (Kej. 28:17-19). Bethel adalah tempat kita bertemu secara pribadi dengan Tuhan, tempat kita mengalami hadirat Tuhan terus menerus. 

Seseorang yang rindu menerima pengurapan harus hidup intim dengan Roh Kudus. Memiliki gaya hidup doa, pujian, dan penyembahan. Seseorang yang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan merindukan hadirat-Nya. Daud bernyanyi "lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain" (Mazmur 84:11). 

Yerikho - Tempat Peperangan Rohani

Yerikho adalah kota pertama yang mereka kepung setelah Banga Israel memasuki tanah Kanaan (Yosua 6). Di sini mereka berperang dengan cara-Nya Allah. Mereka mengelilingi tembok Yerikho selama 7 hari dengan sangkakala, dan pada akhirnya tembok itu rubuh. 

Yerikho bagi kita adalah tempat proses kehidupan, dimana Iblis tidak suka dengan perubahan gaya hidup kita yang mencari hadirat Allah. Di tempat ini kita bergumul dengan keakuan dan kesombongan kita. Ego kita akan dihancurkan oleh Tuhan, kita akan diproses sampai memiliki hati yang hancur dan kerendahan hati. Ini adalah momen dalam kehidupan kita dimana melayani terasa berat, kehidupan terasa semakin berat, tetapi kita harus terus berjalan bersama dengan Tuhan! (Roma 5:3-4). Peperangan Rohani akan menghasilkan ketekunan dalam hati kita untuk menantikan jawaban Tuhan. 

Sungai Yordan - Tempat Penentuan 

Sungai Yordan ini salah satu sungai terpenting di Alkitab karena banyak referensi di sungai ini mulai dari Perjanjian Lama sampai ke Perjanjian Baru. Sungai Yordan berbicara mengenai point of no return--tidak ada kata kembali setelah melewati sungai ini. Ini berbicara mengenai kesungguhan hati dan keseriusan komitmen kita dalam mengikuti Tuhan. Yosua memimpin bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan (Yosua 3) untuk memasuki tanah perjanjian. Setelah mereka melewati ini, mereka tidak kembali lagi ke Mesir melainkan memasuki tempat yang telah disiapkan Tuhan. 

Setelah mereka menyeberang, mereka mendirikan tugu peringatan untuk Tuhan di batas timur Yerikho (Yosua 4:19). Apakah kita sudah memastikan untuk mengikut Yesus sepenuh hati? Karena orang yang bimbang dan mendua tidak akan mendapat apa-apa (Yakobus 1:6-8). 

Kita semua pasti akan diproses Tuhan dan masuk ke tempat perhentian di atas sebelum kita mendapatkan pengurapan untuk menuai jiwa. Tidak ada hamba Tuhan yang tidak melewati proses, semua melalui proses yang sama. Intinya adalah response kita ketika dipanggil Tuhan, apakah kita bersedia atau tidak. Elisa begitu haus akan pengurapan, sehingga dia mengejar Elia kemanapun dia pergi. Bagi orang yang lapar, sesulit apapun, pasti akan dijalani demi memuaskan kelaparannya itu. Marilah kita lapar akan pengurapan dan mengejar itu ! Haleluyah ! 

Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Lima Ciri Komunitas Sehat

Community in Christ Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya? Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama Yesus.  Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas kelompok sel yang sehat. Komunitas berbeda dengan perkumpulan: anda tidak meminta maaf ke penonton kalau telat datang ke bioskop.   Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkat...

Apa Kita Tidak Boleh Menggerutu?

Picture is not mine. Taken from davidcannistraci.org Bangsa Israel Menggerutu. Allah Kirim Api. Di kitab Bilangan 11 kita membaca mengenai kisah bangsa Israel yang menggerutu mengenai ketidaknyamanan mereka di padang pasir, serta mereka teringat makanan yang mereka makan di tanah Mesir. Mereka menggerutu, bersungut- sungut, dan Tuhan marah. Tercatat di ayat 1, "menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi perkemahan." Rupaya Tuhan menganggap serius dosa menggerutu/ bersungut- sungut loh! Menggerutu pada dasarnya adalah sikap yang menyatakan ketidakpuasan manusia akan hidup. Pada Bilangan 11:4-6, kita membaca Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa- apa... Tetapi sekarang kita kurus kering... Bangsa Israel tidak puas dengan kondisi hidup mereka di padang gurun. Padahal oleh erangan mereka sendiri, TUHAN membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Menyatakan ketidakpua...