Skip to main content

Apa Kita Tidak Boleh Menggerutu?

Picture is not mine. Taken from davidcannistraci.org

Bangsa Israel Menggerutu. Allah Kirim Api.

Di kitab Bilangan 11 kita membaca mengenai kisah bangsa Israel yang menggerutu mengenai ketidaknyamanan mereka di padang pasir, serta mereka teringat makanan yang mereka makan di tanah Mesir. Mereka menggerutu, bersungut- sungut, dan Tuhan marah. Tercatat di ayat 1, "menyalalah api Tuhan di antara mereka dan merajalela di tepi perkemahan."

Rupaya Tuhan menganggap serius dosa menggerutu/ bersungut- sungut loh! Menggerutu pada dasarnya adalah sikap yang menyatakan ketidakpuasan manusia akan hidup. Pada Bilangan 11:4-6, kita membaca
Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa- apa... Tetapi sekarang kita kurus kering...
Bangsa Israel tidak puas dengan kondisi hidup mereka di padang gurun. Padahal oleh erangan mereka sendiri, TUHAN membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Menyatakan ketidakpuasan hidup adalah sama dengan tidak suka dipimpin oleh Allah secara tidak langsung. Mereka menyesali pimpinan Tuhan yang membawa mereka ke Mesir.

Menggerutu membuat engkau salah perspektif

Bangsa Israel teringat dengan ikan dan sayur mayur yang mereka makan dengan tidak bayar "apa- apa". Wah, menurut saya ini pernyataan sedikit kelewatan. Bangsa Israel lagi baper! Dan ciri khas orang baper adalah suka melebih- lebihkan kejadian. Betulkah mereka tidak membayar apa- apa?

Bukankah Israel diperbudak? Bukankah mereka dirampas hak kemanusiaannya? Lupakah mereka tentang semua itu? Tidak. Memang itulah dampak orang menggerutu. Orang bisa lupa tentang semua yang jahat, negatif, hanya untuk menekankan satu poin saja.

Menggerutu membuat engkau tidak bisa dengar suara Tuhan

Di dalam kitab Mazmur 106:25 dikatakan,
Mereka menggerutu di kemahnya dan tidak mendengarkan suara Tuhan.
Orang yang menggerutu susah mendengar suara Tuhan, kenapa? Karena hatinya panas! Hatinya sudah di-setting untuk marah- marah, negatif, dan tidak mau dengar suara apapun selain pembenaran emosinya sendiri. Bagaimana Tuhan mau berbicara kalau begitu? Apalagi kalau kita menggerutu tentang Tuhan yang tidak adil, Tuhan yang pilih kasih, Tuhan yang diam. Wah... makin susah kita mendengar suara-Nya.

Lantas, orang kristen dilarang mengeluh?

Sebetulnya beda antara menggerutu dan mengeluh. Mungkin terkesan hanya pernainan kata, tetapi Alkitab mencatat beberapa tokoh karakter Alkitab yang mengeluh dan tidak dikirimi hujan api kok. Contoh seperti penulis kitab Ratapan 2:19,
bangunlah, mengeranglah pada malam hari... Curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan.
Atau seperti yang Daud alami di Mazmur 6:6,
 Lesu aku karena mengeluh, setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku.
Dan banyak Mazmur yang kita baca berisikan keluhan- keluhan penulisnya! Apa yang membedakan mengeluh/ mengerang dengan menggerutu/ bersungut- sungut? Jadi orang Kristen boleh mengeluh tetapi tidak boleh menggerutu.

Letak perbedaannya adalah pada tujuan dan motivasi melakukannya. Orang yang menggerutu biasanya mereka ngomongin Tuhan ketimbang ngomong tentang masalah mereka kepada Tuhan. Beda loh! Orang yang mengeluh dia akan datang ke hadapan Tuhan dengan segala macam keluh kesahnya. Orang yang menggerutu biasanya akan curhat ke teman tentang betapa tidak adilnya Tuhan itu.

Orang yang menggerutu bersifat egosentris dimana Tuhan salah, aku benar, dan kenapa ini semua terjadi. Tetapi sebaliknya orang yang mengeluh dia berpusat kepada Tuhan, dan merendahkan hati di hadapan Tuhan. Daud sering berkeluh kesah kepada Tuhan lewat gubahan mazmur-mazmurnya. Pemazmur berkeluh kesah di hadapan Tuhan sedangkan penggerutu melakukannya di luar hadirat Tuhan. Inilah letak perbedaannya.

Kalau anda tidak bisa mengucap syukur karena kemalangan atau masalah yang sedang terjadi, setidaknya mengeluhlah kepada Tuhan dalam hadirat-Nya! Allah mengerti batasan manusia dan kekuatan manusia, Dia Allah yang sungguh peduli terhadap kehidupan anda dan saya. Stop menggerutu !


Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Lima Ciri Komunitas Sehat

Community in Christ Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya? Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama Yesus.  Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas kelompok sel yang sehat. Komunitas berbeda dengan perkumpulan: anda tidak meminta maaf ke penonton kalau telat datang ke bioskop.   Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkat...