Skip to main content

KEKERASAN HATI (1)

Apakah Anda Keras Hati?

Hari ini kita akan belajar satu definisi baru mengenai kekerasan hati. Apa yang terlintas dalam pikiran anda ketika mendengar kata tersebut? Mungkin anda langsung membayangkan orang yang berwatak keras kepala atau seseorang yang tidak mau menerima Yesus sebagai Juruselamat Pribadinya. Hari ini, kita akan lihat perspektif baru dari Alkitab tentang hal ini. 

Murid Yang Tidak Mengerti

Saya mau kita melihat beberapa peristiwa yang mengarah kepada inti topik kita hari ini. 

Di dalam Markus 6:35-44, Alkitab menjelaskan tentang mukjizat yang Yesus lakukan dengan memecah 5 roti dan 2 ikan untuk memberi makan 5,000 laki-laki. Kalau kita tambahkan dengan jumlah perempuan dan anak-anak yang dibawa, mungkin saja jumlahnya naik menjadi 7,000 lebih. Yesus melakukan mukjizat dengan menyisakan 12 bakul penuh dengan roti! Bayangkan kalau kita ada di peristiwa bersejarah itu, apa yang anda rasakan? Mungkin kita tercengang, takjub, serta tidak percaya dengan apa yang kita lihat. 

Segera setelah peristiwa ini, Yesus memerintahkan para murid untuk segera berlayar ke seberang danau Galilea sedangkan Dia sendiri akan menyusul mereka. Para murid berlayar dan pada saat sekitar jam 3 malam, angin sakala datang dan menggoncang perahu para murid. Mereka begitu terkejut ketika melihat Yesus datang dan berjalan di atas air. Markus 6:51 berkata,
Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung.
Mungkin kita juga akan tercengang dan bingung melihat sosok orang yang berjalan di atas air. Tetapi Alkitab mencatat bahwa kondisi para murid yang tercengang dan bingung adalah karena mereka
belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil (ay.52)

  Hati yang Degil

Coba anda baca ayat di atas dan renungkan, apa kata Alkitab tentang orang yang pikirannya belum mengerti dan hati yang degil/ keras? Alkitab merujuk kepada para murid yang tidak percaya, karena mereka tidak percaya Yesus membuat mujizat dengan 5 roti dan 2 ikan (ay. 51). Dengan kata lain, kalau hati kita tercengang dan takjub ketika Yesus melakukan mujizat, Alkitab berkata kita memiliki hati yang keras! Memang susah bagi manusia untuk percaya Allah yang bekerja di bidang supernatural. Lebih mudah untuk manusia percaya hal yang bisa dilihat dan dirasa!

Baru 2 pasal setelah ini di dalam Markus 8, Yesus melakukan mujizat kedua yaitu memberi makan 4,000 orang dengan 7 roti. Ketika Yesus bertanya kepada para murid apa yang harus dilakukan, mereka masih bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Hati mereka masih degil! Karena tidak bisa percaya Yesus sanggup membuat mujizat (ay.4). Saudara berpikir setelah 2 peristiwa besar ini, para murid pasti percaya sekali bahwa Yesus sanggup membuat mujizat dalam perkara apapun.

Ternyata tidak saudara. Setelah Yesus melakukan mujizat dengan 4,000 orang, Ia membawa mereka lagi naik perahu untuk bertolak ke seberang Danau Galilea. Para murid takut Yesus marah karena mereka hanya membawa bekal 1 buah roti saja (Mrk. 8:16-21)! Bayangkan, para murid tampaknya tidak bisa mengerti Yesus sedang menunjukkan diri-Nya sebagai pribadi yang ahli dalam membuat hal mustahil menjadi mungkin. 

Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?

Yesus begitu bingung dengan kekerasan hati para murid. Para murid sudah mengikut Yesus dan menyaksikan setidaknya 3 mujizat yang luar biasa:
  1. Mujizat 5 roti dan 2 ikan untuk 5,000 orang
  2. Yesus berjalan di atas air
  3. Mujizat 7 roti untuk 4,000 orang
Tetapi untuk urusan bekal satu roti saja, para murid begitu tertutup pikirannya dan keras hatinya, tidak bisa percaya bahwa Yesus sanggup membuat mujizat! 
Kekerasan hati membuat anda susah menangkap pekerjaan rohani yang Yesus kerjakan.
Para murid masih ingat betul bagaimana Yesus memecahkan roti untuk memberi makan 5,000 orang dan 4,000 orang. Tetapi mereka gagal dalam menghubungkan mujizat itu dengan sikap hati serta iman mereka. Para murid telah mengeraskan hati mereka sehingga pengetahuan merekapun menjadi tidak produktif.

Apa Yang Menyebabkan Seseorang Keras Hati?

Di dalam Ibrani 2:13 dijelaskan,
Jangan ada di antara kamu yang tegar hatinya karena tipu daya dosa
Rupanya, dosa membuat kita menjadi keras hati. Kenapa? Karena ketika orang percaya terus menerus berbuat dosa, hati nurani mereka menjadi keras terhadap suara Tuhan dan tidak peka terhadap hadirat-Nya. Dosa membuat kita susah untuk peka terhadap pekerjaan Tuhan.

Amsal 23:7 berkata, "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." Bagaimana anda berpikir dan apa yang anda renungkan, seperti itulah diri anda hari ini. Kalau kita sering merenungkan dosa, itulah yang akan terjadi dalam diri kita: perbuatan dosa. Apa yang saudara renungkan hari -hari ini? Lebih banyak firman Tuhan atau perbuatan dosanya?

Taburlah Pikiran Yang Baik

Galatia 6:7 berkata, 
Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Kalau saudara menabur pikiran dan perbuatan dosa, saudara akan menuai hati yang keras terhadap mujizat dan suara Allah. Sebaliknya, kalau kita merenungkan firman Tuhan dan janji-janji-Nya, kita akan lebih mudah menerima fakta bahwa Allah kita bekerja secara supernatural! Sekarang, mari kita renungkan bersama, apakah kita masih termasuk orang yang keras hati atau tidak?


  


Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Lima Ciri Komunitas Sehat

Community in Christ Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya? Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama Yesus.  Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas kelompok sel yang sehat. Komunitas berbeda dengan perkumpulan: anda tidak meminta maaf ke penonton kalau telat datang ke bioskop.   Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkat...

Ikat PInggang Kebenaran

Kita memasuki perlengkapan senjata Allah yang telah dianugerahkan secara cuma- cuma kepada kita. Tinggal bagaimana imanmu meresponi ini semua. Salah satu yang paling awal disebut di dalam Efesus 6:14, Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan Kata ikat pinggang kebenaran ini memiliki makna seperti ikat pinggang yang dipakai tentara roma jaman dahulu untuk berperang. Mereka menggunakan sabuk untuk mengikatkan baju, jubah, dan selongsong pedang. Tanpa ikat pinggang ini, pedang tidak bisa menempel ke badan, dan jubah serta baju zirah akan kedodoran. Apa maksud kebenaran di sini? Kebenaran di sini bisa berarti kebenaran firman Tuhan yang ada di Alkitab . Yesus berkata di Yohanes 17:17,  Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Dunia jaman post-modern memberikan arti kebenaran yang serba relatif: apa yang benar menurutmu belum tentu benar menurut saya. Alkitab tidak seperti itu, apa yang Firman katakan itu adalah s...