Skip to main content

Strategi Penuaian Jiwa... Part 1






Sermon by Ps. Benny Gunawan

Visi dari gembala sidang untuk tahun ini adalah penuaian yang terbesar dan terakhir. Strategi untuk penuaian jiwa tidak bisa menggunakan metode manusia--ini harus mengandalkan tuntunan dari Roh Kudus. Hari ini mari kita lihat bagaimana Roh Kudus bergerak di dalam Alkitab untuk menuai banyak jiwa.

Penuaian Jiwa Dengan Mukjizat Kesembuhan

Di dalam Kisah Para Rasul 9:33-35 yang berkata:
"Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan." 
Di dalam peristiwa ini ada satu kunci penuaian jiwa. Petrus melakukan mukjizat dengan karunia yang Roh Kudus berikan dalam dirinya, dan lihat dampaknya: Kota Lida dan Sardon bertobat!! Wow... 1 orang disembuhkan, 2 kota diselamatkan. Tertulis "mereka berbalik kepada Tuhan." Mereka ini merujuk kepada penduduk kota Lida dan Sardon! 

Mari kita lihat kelanjutan kisah ini. Di dalam ayat ke 40 tertulis, 
"Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk."
Penduduk kota Yope mendengar mukjizat yang dilakukan oleh Petrus, sehingga mereka mengundang Petrus dan team untuk segera ke Yope karena orang yang mereka kasihi, Tabita, sakit keras! Nasi sudah menjadi bubur, ketika mereka sampai ternyata Tabita sudah meninggal. Petrus tidak membuang banyak waktu... Dia menyuruh semua keluar, dan melakukan mukjizat kedua di dalam pasal ini. Apa akibat dari perbuatan Petrus? Ayat ke-42 berkata, "Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan." 

Dengan adanya 3 mukjizat, banyak orang menjadi percaya! Strategi penuaian jiwa kita adalah dengan mukjizat kesembuhan. 

Masihkah Kita Lapar Akan Roh Kudus?

Orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan hidupnya pasti berubah. Tahun 2017 adalah tahun mukjizat penuaian. Kita akan melakukan mukjizat kesembuhan untuk menuai jiwa. Siapa yang menyembuhkan Eneas dan Tabita? Roh Kudus. Tetapi Roh Kudus menggunakan Petrus untuk melakukan mukjizat tersebut. Kita semua perlu dipenuhi oleh Kuasa Roh Kudus untuk melakukan mukjizat! Untuk itu kita perlu dipenuhi Roh Kudus senantiasa.

Apa setiap Minggu kita masih menantikan dan lapar akan Roh Kudus? Apakah setiap kita ke gereja, kita masih menantikan pencurahan lawatan-Nya yang dahsyat? Atau kita sudah menganggap ke gereja sebagai rutinitas yang harus dipenuhi sebagai orang Kristen?

Tidak ada orang Kristen yang biasa-biasa waktu Anda jadi Kristen. 


Karena Roh dalam kita jauh lebih besar dari roh di dunia ini. Apa rasanya ketika kita memiliki Roh yang lebih besar dari duna? Hidup  tidak akan biasa-biasa saja!! Kalau hidup kita biasa-biasa saja, kemungkinan besar kita sudah tidak lapar lagi akan kuasa Roh Kudus yang memenuhi hidup kita. Bagaimana ciri orang yang lapar akan Kuasa Roh Kudus? 


  • Hidupnya seperti tersesat, tidak ada hal signifikan terjadi untuk Kerajaan Allah.
  • Memiliki gaya hidup yang sama dengan kebanyakan orang, bahkan merasa malu jika hidupnya berbeda dengan dunia. 

Bagaimana bisa kita tahan dengan kehidupan status quo dimana tidak ada hal signifikan yang Tuhan kerjakan melalui hidup ini. Malahan, kita seperti tersesat antara memenuhi kehendak Tuhan atau memuaskan nafsu diri sendiri. Atau, hidup kita sepertinya tidak berbeda dengan kebanyakan orang. Kita terjebak kepada apa yang saya namakan: syndrome hidup seumum-umumnya


Bagaimana caranya agar kita mengalami apa yang Roh Kudus lakukan dalam kehidupan Petrus? 


To be continued in part 2... 

Comments

Popular posts from this blog

Perisai iman, Ketopong Keselamatan, dan Pedang Roh

“Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Efesus 6:16-17 Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan firman megenai perlengkapan senjata Allah, dan ada 3 hal yang akan kita bahas: perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Ketiga hal ini juga sama pentingnya untuk pertahanan dan juga perlawanan kita kepada Iblis. Ingat bahwa Paulus meminta kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, tidak hanya sebagian (ay.11). Ide dan sumber inspirasi artikel ini diambil dari buku The Invisible War: What Every Believer Needs to Know About Satan, Demons& Spiritual Warfare oleh Chip Ingram . Perisai Iman Perisai yang dipakai oleh tentara Romawi jaman itu bukan perisai berbentuk bulat dan kecil, tetapi perisai besar yang mungkin setinggi dada orang dewasa dan bisa dikaitkan sisinya ke perisai yang lain sehingga m...

Lima Ciri Komunitas Sehat

Community in Christ Apa strategi Yesus dalam menyebarkan ajaran-Nya? Kalau kita melihat narasi dari kisah kehidupan Yesus yang didokumentasikan dari ke-4 injil, maka seorang akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Yesus tidak membuat strategi yang bombastis dan keren. Yesus menghabiskan 3.5 tahun pelayanan hanya dengan beberapa orang murid yang nantinya menyebarkan kekristenan di dunia. Kalaupun bisa disebut kunci sukses, kelompok kecil dan komunitas itulah menjadi strategi utama Yesus.  Seiring dengan perkembangan gereja, para murid di Kisah Para Rasul mulai meniru apa yang Yesus ajarkan kepada mereka selama 3.5 tahun dan hasilnyapun luar biasa: jemaat bertumbuh secara kuantitas dan kualitas. Dalam blog ini kita ingin melihat apa yang menjadi ciri dari komunitas kelompok sel yang sehat. Komunitas berbeda dengan perkumpulan: anda tidak meminta maaf ke penonton kalau telat datang ke bioskop.   Coba kita lihat dari KIS 2:41, "orang- orang yang menerima perkat...

Ikat PInggang Kebenaran

Kita memasuki perlengkapan senjata Allah yang telah dianugerahkan secara cuma- cuma kepada kita. Tinggal bagaimana imanmu meresponi ini semua. Salah satu yang paling awal disebut di dalam Efesus 6:14, Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan Kata ikat pinggang kebenaran ini memiliki makna seperti ikat pinggang yang dipakai tentara roma jaman dahulu untuk berperang. Mereka menggunakan sabuk untuk mengikatkan baju, jubah, dan selongsong pedang. Tanpa ikat pinggang ini, pedang tidak bisa menempel ke badan, dan jubah serta baju zirah akan kedodoran. Apa maksud kebenaran di sini? Kebenaran di sini bisa berarti kebenaran firman Tuhan yang ada di Alkitab . Yesus berkata di Yohanes 17:17,  Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Dunia jaman post-modern memberikan arti kebenaran yang serba relatif: apa yang benar menurutmu belum tentu benar menurut saya. Alkitab tidak seperti itu, apa yang Firman katakan itu adalah s...